REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Pemerintah
mengklaim pihaknya berhasil menjalankan rencana kerja di bidang perekonomian
berupa pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di 2010. Angka kemiskinan, misalnya,
turun 0,8 persen dari 14,1 persen menjadi 13,3 persen.
Menteri
Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menyebut, indikator keberhasilan itu
terlihat dari turunnya angka kemiskinan dari 14,1 persen menjadi 13,3 persen.
Pemerintah mencatat, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 32 juta jiwa pada
2009, turun menjadi 31,02 juta jiwa pada 2010.
Dia
mengatakan, jumlah penduduk miskin yang berhasil dientaskan sebanyak 1,5 juta
jiwa. Sedangkan, dari aspek ketenaga kerjaan, jumlah pengangguran susut dari
9,1 persen ke 7,14 persen. Dia melanjutkan, pihaknya mengalokasikan APBN 2011
sebesar Rp 1.229 triliun, angka ini naik 8,2 persen dibandingkan tahun lalu.
Dengan
anggaran belanja tersebut, pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4
persen dan menjaga inflasi pada tingkat 5,3 persen. “Kita targetkan tahun ini pengangguran
turun dari 7,14 persen menjadi 7,0 persen sedangkan angka kemiskinan turun pada
kisaran 11,5-12,5 persen,” katanya dalam jumpa pers di Kantor Menko
Perekonomian, Senin (3/1).
Hatta
yakin, mesin pertumbuhan ekonomi di 2011 akan berimbang dari sisi permintaan
maupun penawaran. Kata dia, hampir semua sektor di 2011 akan ekspansif.
Misalnya, dari sektor manufaktur yang selama ini tumbuh di kisaran 1,5-2,0
persen per tahun, pada tahun lalu tumbuh hingga empat persen. Sementara, untuk
tahun depan industri pengolahan ditargetkan tumbuh 4,5-6,1 persen. “Manufaktur
menyerap tenaga kerja paling banyak,” katanya. Selain itu, dia percaya
pengembangan klaster industri di luar Jawa akan membantu distribusi
kesejahteraan ke daerah.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida S Alisjahbana, menambahkan, tercipta
sebanyak tiga juta lapangan kerja baru pada tahun lalu.
“Berita
baiknya, kesempatan di sektor formal tumbuh lebih tinggi dibanding informal.
Informal itu seperti petani dan pedagang. Sehingga rasio pekerja sektor
informal semakin kecil, walau saat ini masih di atas 60 persen,” katanya.